Jangan Kucilkan Kami!

“Jangan Kucilkan Kami”, ikutilah seruan-seruan yang selalu dan terus menerus disampaikan oleh sebagian orang pengguna narkoba atau obat-obatan terlarang di seluruh dunia.

Mengapa demikian? Mengapa harus mereka? Apakah penegakan HAM masih dijunjung tinggi? Apabila ingin diteliti lebih mendalam maka sederet pertanyaan akan muncul dan akan menjawab sejumlah ketidakadilan yang dilakukan masyarakat dan pemerintah terhadap para pengguna. Mereka lebih sering terpinggirkan, karena mereka dianggap sampah masyarakat dan pembawa bencana. Dalam lingkungan masyarakat mereka lebih dianggap sebagai biang masalah yang akan mempengaruhi lingkungan.

Padahal sebenarnya setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari. Juga berinteraksi dengan sesama. Jadi tidakdapat dibenarkan apabila masyarakat mengucilkan mereka hanya karena pengguna narkoba. Belum tentu mereka mengonsumsi narkoba, karena kemauan diri sendiri. 60-70% orang-orang di dunia dapat menggunakan barang haram tersebut dikarenakan rasa takut, cemas, tertekan, dan juga untuk meringankan rasa sakit.

Sedangkan pokok penyebab seseorang menggunakan narkoba lebih karena coba-coba dan sarana untuk penyelesaian masalah secara instant. Salah satu contoh adalah masalah keluarga yang memberi dampak kepada anak remaja. Sehingga anak tersebut mencari penyelesaian masalah di luar keluarganya. Terjadilah pergaulan bebas yang membuat si anak merasa diterima di lingkungan yang baru. Anak-anak ini kurang kasih sayang dan perhatian dari keluarga, hal ini menyebabkan si anak berani mencari sesuatu yang dirasa memberi daya dorongan untuk hidup.

Si anak sebenarnya tertekan di dalam lingkungan keluarganya, merasa tidak diterima sehingga membuat si anak lari keluar rumah. Di sinilah pintu dimana si anak mulai mencoba-coba, siapa tahu segala permasalahan dapat teratasi. Perilaku si anak menjadi berubah secara drastis, dilihat dari fisiknya, gairah hidupnya, suka menyendiri, mungkin pada akhirnya mulai berani mencuri uang untuk membiayai diri dalam mengonsumsi narkoba.

Kita sangat ketahui bahwa betapa bahayanya dampak dari penggunaan barang ini. Ya selain merusak organ tubuh dan merubah perilaku seseorang, sampai berujung pada kematian. Para pengguna tersebut sebenarnya korban dari para pengedar narkoba yang mencoba untuk mencari keuntungan finansial dengan cara mempengaruhi si korban.

Beberapa kasus menjadi perhatian kita yaitu terjangkitnya HIV dan AIDS yang disebabkan pengguna narkoba lebih menikmati dengan menggunakan jarum suntik secara bergantian. Ini menambah masalah baru di tengah masyarakat dan harus menjadi perhatian kita bersama. Para pengguna ini semakin dikucilkan di tengah masyarakat, sehingga rasa tertekan akan lebih terasa. Para pengguna ini akan melampiaskan kemarahannya dengan menularkan penyakitnya kepada orang lain.

Mereka dianggap tidak pantas untuk hidup, sikap masyarakat seperti ini justru akan menambah beban mereka. Mereka merasa dikucilkan dan disingkirkan dari kehidupan layaknya manusia. Mereka-mereka inilah yang kiranya harus kita perhatikan, sebagai sosok pribadi yang sedang lepas kendali. Jangan sampai mereka jatuh kedua kalinya. Kita sebagai golongan masyarakat yang beradab, sudah selayaknya membantu mereka untuk melepaskan diri dari jeratan narkoba. Ada dukungan secara moril dan mungkin spiritual, juga semangat untuk tetap berjuang, sehingga mereka akan merasa diterima sebagai manusia bukan lagi binatang.

Dampak penerimaan masyarakat akan sungguh sangat membantu para pengguna ini. Mereka akan merasa diberi tempat dan dukungan untuk bertahan hidup, serta dapat menjalankan aktifitasnya sehari-hari. Inilah bentuk tanggungjawab kita sebagai masyarakat untuk bisa berbuat sesuatu yang berarti bagi sesama yang butuh pertolongan. Semoga hidup mereka juga tidak sia-sia, di tengah ruang dan waktu dan menjadi pelajaran bagi yang lain. Marilah kita mempunyai sikap peduli untuk dan berbuat sesuatu bagi kelangsungan hidup mereka.

Siswa Ilmu Sosial SMA Adhi Luhur

Kolese Le Cocq d’Armandville, Nabire, Papua